Selasa, 24 September 2013

Wayang dan Pancasila

Indonesia memiliki pulau yang sangat banyak dan beragam, jumlahnya mencapai puluhan ribu pulau. Namun pulau yang sangat menonjol di Indonesia ada lima, yaitu pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan yang paling padat adalah pulau Jawa. Dari kelima pulau tersebut ada satu pulau yang menghentikan pandangan saya, yaitu pulau Kalimantan. Pulau terbesar di Indonesia ini jika dilihat sekilas bentuknya seperti tokoh dalam pewayangan, yaitu Semar. Tokoh penasihat Pandawa yang berasal dari Kahyangan. Semar digambarkan sebagai sosok yang bijak memiliki pemikiran luas dan jauh kedepan serta mengabdi kepada Pandawa demi kesejahteraan manusia. Tidak jarang pula banyak tokoh masyarakat yang menggunakan tokoh Semar sebagai gambaran dirinya dalam memimpin rakyatnya. Walaupun Semar merupakan Punakawan, penasehat Ksatria, tapi beliau memiliki kemampuan yang besar untuk membantu membuat Ksatria untuk memutuskan langkah selanjutnya. Jiwa dari seorang Semar inilah yang patut kita contoh, kita perjuangkan, dan kita jaga demi kesejahteraan rakyat Indonesia. 

 Pulau Kalimantan juga merupakan pulau yang terdapat di tengah-tengah Negara Indonesia. Seperti yang telah kita perumpamakan, bahwa pulau Kalimantan menyerupai bentuk Semar, tokoh pewayangan yang terkenal bijak, maka tak ada salahnya jika kita juga menempatkan sikap Semar di tengah masyarakat agar kesejahteraan rakyat Indonesia dapat terwujud. Apalagi sekarang di Indonesia sudah sangat minim orang yang memiliki sikap tersebut, bahkan para petinggi Negara justru banyak yang menyalahgunakan jabatan mereka. Bukan untuk kepentingan rakyat, namun lebih mementingkan kepentingan mereka sendiri. Dalam Pancasila memang diikrarkan beberapa sila yang menyangkut kemanusiaan, persatuan, dan keadilan. Namun itu semua belum terwujud secara sempurna.
 Pancasila, merupakan sebuah Ideologi yang hanya ada satu penganutnya di dunia, yaitu Indonesia. Ideologi itu pun terlahir dari orang Indonesisa asli, dan merupakan kristalisasi dari kebudayaan Indonesia. Jika tadi digambarkan bentuk Semar berada di tengah-tengah, dan kita ingat bahwa Semar merupakan titisan Dewa dari Kahyangan, maka dengan demikian kitapun harus menempatkan Sila pertama juga ditengah-tengah. Mengapa? Karena sila pertama merupakan sila yang mencerminkan bahwa rakyat Indonesia ini memiliki Tuhan dan percaya kepada Tuhan yang Maha Esa. Kemudian dari kepemilikan dan kepercayaan itu untuk mengamalkannya diperlukan Sila kedua hingga Sila kelima. Dengan begitu saya yakin maka kesejahteraan rakyat Indonesia akan semakin terjamin dan terwujud secara sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar