Di daerah
Temanggung, kesenian kuda lumping sering disebut dengan istilah “jaran kepang”. Jaran artinya “kuda”, dan kepang berarti “anyaman bambu”. Jaran kepang adalah
sebuah tarian yang menggambarkan tentang perjalanan seorang prajurit menghadapi
perang dengan menunggang kuda. Dalam tarian itu para penari menggunakan anyaman
bambu yang dibentuk menyerupai seekor kuda. Di Temanggung pula setiap desa
seakan wajib memiliki paguyuban kuda lumping tersebut. Dalam paguyuban itu semua
kalangan ikut berpartisipasi, mulai dari anak kecil hingga orang tua, laki-laki
maupun perempuan. Para remajapun seakan memiliki semangat yang membara saat
mementaskan tarian tersebut.
Gerakan-gerakan
dalam kesenian kuda lumping saat ini sudah semakin beragam. Contohnya saja saat
ini dalam tarian kuda lumping sudah dimasuki oleh budaya Bali. Hampir semua tarian
kuda lumping di Temanggung kini disertai dengan tari Leak Bali, yang tentu saja
semua itu diawali dengan latihan secara rutin. Gerakan-gerakan asli dalam tari
kuda lumping ini sangat energik dan menguras tenaga. Tidak jarang di akhir
acara tarian ini menimbulkan para penarinya itu kesurupan. Cara menyembuhkannyapun
berrnacam-macam. Dari permintaan sesajen yang kurang masuk akal dari orang yang
kesurupan, sampai permintaan untuk dibawa ke tempat tertentu.
Kesenian ini
sangat disukai oleh semua kalangan, anak-anak pada umumnya. Meski para pemain
berdandan dengan muka yang sangat seram dan mengerikan, namun para penonton
tetap menikmatinya. Antar desa yang memiliki paguyuban kuda lumping ini sering
kali mengadakan pentas persahabatan. Artinya desa lain yang memiliki paguyuban
ini tampil mementaskan tarian kuda lumpingnya di desa tertentu, dan desa yang
menjadi tuan rumah nantinya bergantian tampil di desa yang sudah mau menjadi
tamunya.
Mari kita ikut serta membudidayakan kesenian daerah.
BalasHapus